Rabu, 16 November 2016

RUMAH ANGKER INAQ ROH



RUMAH ANGKER INAQ ROH

Penghuni Pohon Asam


Untuk menghilangkan kesunyian dan sedikit menghangatkan badan, saya mulai mencari sampah-sampah kering yang biasa dibuang oleh tetanggaku di pinggir rumahku, sebut saja tetanggaku itu Inaq Datek dan membakarnya. Tak terasa waktu telah menunjukan jam satu pagi dan kami masih asik bermiang di depan perapian.
Kejanggalan pertama istriku rasakan, ketika ia menghirup aroma kemenyan yang dibakar. Memang ia sempat menanyakan hal tersebut kepada saya namun tidak begitu saya hiraukan. Tidak begitu lama ,tiba-tiba bulu kudukku merinding dan seperti bau bunga semerbak, saya berusaha untuk tetap menenangkan diri dan berfikir positif dengan bertanya pada istriku “mau bermiang aja kok pake parfum kaya mau nonton joget aja Dinda ini” kata saya. Namun ternyata istriku justru menjawab bahwa ia mengira saya yang memakai parfum hingga aromanya terbawa udara malam.

Mulai waktu itu kami sudah merasakan keganjilan dan mulai merasa tidak nyaman tinggal di ruamah itu. Saya kemudian mengajak istriku untuk menyudahi bermalam di rumah itu dan segera menggulung tikar dan dua buah bantal bergegas mencari tempat tidur di rumah mertuaku. Dan benar saja, tak sempat kami berkemas lama, tiba-tiba dari pohon asam yang tadinya gelap, muncul cahaya kecil yang perlahan membesar seperti rembulan dan lama kelamaan semakin besar. Kami berdua hanya memandanginya dengan rasa wawas dan dari tengah cahaya tersebut muncul sesosok makhluk yang menyerupai wanita jawa mengenakan selendang berwarna hijau, bermahkotakan seperti ratu dan bergemerlapan perhiasan yang dikenakannya. Langsung kami bergegas mengemasi perlengkapan tidur, namun setelah kami selesai mengemasi perlengkapan tidur dan mencoba melihat ke arah dimana sosok tersebut tadi muncul rupanya sudah tidak ada apa-apa lagi.

Penghuni Batu besar


Seminggu  telah berlau kami tinggal di rumah Inaq Roh. Semenjak itu, kami di hantui mahluk mahluk halus yang kadang mincul di siang bolong kadang pula tengah malam bahkan menjelang subuh. Pada hari kedua pagi pagi buta. Aku bergegasa bangun untuk mengambil air wuduk sholat subuh, tak sengaja aku menoleh ke arah persawahan seblah rumah, tepat pandanganku mengarah kepada batu besar sekitar dua puluh meter dari pagar rumahku, ku lihat sesosk mahluk menyerupai anjing  namun yang mengherankan, mahluk yang menyerupai anjing itu bertubuh besar mirip tubuh sapi jantan yang berumur puluhan tahun, waktu itu ia menatap kearahku ,sekilas kutatap matanya yang menyala seperti nyala api. Serentak saja aku tak bisa mengangkat kedua kakiku meneruskan langkahku untuk menimba air sumur,  sementara kakiku berat seolah olah ditarik dari dalam tanah, seluruh bulu tengkukku berdiri,demikian pula mulutku ingin berteriak memanggil istriku terkuak bagai mulut orang siap melahap nasi.” Tolong tolong tolong ada mahluk halus” teriakku dalam hati. Aku hanya bisa berteriak dalam hati.
                Sekitar 5 menit lamanya aku terpaku meliahat mahluk itu. Begitu masuk kedalam batu besar itu ,bayangannyapun lenyap seketika setelah itu aku baru bisa mengangkat kedua kakiku dan bergegas menimba  air wuduk. Saat itu aku tak berani menceritakan peristia itu kepada istriku karena takut nanti ia malah muncul lagi dan menakuti istriku.

Cerita Pesugihan Gunung Borok


Kabut pekat seakan menusuk hidung yang tengah menikmati kopi di sebuah warung tenda tepi jalan di salah satu sudut desa pengadang. Udara dingin dan kabut yang mulai turun semakin menghangat seiring obrolan hangat tentang cerita misteri yang dikisahkan oleh pemilik warung tenda tersebut. Inaq Roh nama pemilik warung itu, penjual kopi di pinggiran desa pengadang yang kerap jadi tempat saya bersinggah selama tugas di desa pengadang. Beliau memang terkenal ramah dan baik pada setiap pelanggannya, tak heran jika warung tendanya selalu ramai dikunjungi orang setiap malam.

Malam itu sekitar pukul 23.10 WIB setelah selesai kerja lembur saya memutuskan untuk mampir ke warung tenda milik Inaq Roh untuk sekedar ngopi. Maklum sebagai karyawan salah satu bank swasta sudah jadi kebiasaan lembur tiap akhir bulan. Sesaat memarkirkan kendaraan saya sempet kaget kenapa malam ini tidak seperti malam biasanya. Warung Inaq Roh terlihat sangat sepi jika dibandingkan dengan malam-malam biasanya. Setelah kopi pesanan saya disajikan sama Inaq Roh sedikit berbasa-basi saya menanyakan hal yang membuat warungnya sepi.

“Kok tumben Inaq warungnya terlihat sepi gak seperti biasanya?” tanyaku basa-basi.

Inaq Roh lantas menjawab dengan nada agak mengeluh

“Iya ini mas, sudah 3 hari ini seakan pelanggan enggan jajan kesini, mungkin karena akhir bulan, atau bisa juga karena cerita heboh tentang tumbal pesugihan gunung Borok yang akhir-akhir ini santer dibicarakan, mungkin karena itu pula jadi pada enggan keluar malem”.

“Pesugihan apa gunung Borok itu Inaq?” tanyaku,

Lantas Inaq Roh bercerita mengenai rumor yang terjadi pada masyarakat sekitar akhir-akhir ini.
“Akhir-akhir ini memang jarang orang berani keluar malam hingga larut seperti ini, pasalnya seminggu yang lalu masyarakat dihebohkan dengan kejadian kesurupan di wilayah sekitar sini. Menurut rumor yang beredar dari orang-orang katanya ia kesurupan karena mau diambil sebagai tumbal pesugihan gunung Borok. Memang cerita tentang pesugihan ini sudah lama tidak santer dibicarakan masyarakat, namun gak tau kenapa kok tiba-tiba ada kejadian seperti itu terulang kemMamben.” Cerita Inaq Aer.
“Ilmu apa itu Inaq, kok sepertinya bikin penasaran” tanyaku.
Kemudian Inaq Roh melanjutkan ceritanya, “Gunung Borok itu gunung yang berada di sebelah sana mas, masuk kecamatan Praya Tengah, ditempat tersebut memang terkenal sebagai tempat wingit yang banyak digunakan sebagai tempat ziarah. Ya yang namanya orang hidup mas, ada hitam dan ada yang putih begitu pula dengan para peziarah ditempat itu, selain orang yang berziarah sebagai laku spiritual ada juga yang melakukan ritual untuk mendapatkan kekayaan, kata orang sih cari pesugihan. Disana memang ada orang yang sengaja datang untuk laku ritual tersebut, dengan berbagai cara dan syarat seperti sesaji bahkan tumbal”.
Tumbal Pesugihan Gunung Borok
 Waktu telah menunjukkan pergantian hari, namun cerita dari Inaq Roh seakan membuat saya tetap betah berada di warung tendanya untuk mendengarkan kelanjutan cerita tersebut.
“Lantas cerita apa Inaq yang santer akhir-akhir ini” timpalku
“Minggu lalu ada seorang anak di daerah Beraim yang kesurupan, sudah berbagai cara penyembuhan orang-orang pintar disekitar  Ustas Sapri Seorang tabib terkenal disana pun, tidak berhasil mengusir jin yang memasuki anak tersebut. Usut punya usut sih katanya jin yang masuk itu mau ambil nyawa si anak karena telah dipersembahkan sebagai tumbal pesugihan gunung Borok, namun siapa pelaku ritual pesugihan yang telah mempersembahkan anak tersebut tidak banyak diketahui orang, ada yang bilang si A, ada yang bilang si B, ada pula yang bilang si C. Sebagai syarat laku ritual mendapat kekayaan memang seringkali para oknum diberikan syarat oleh jin penunggu bermacam-macam, ada yang diminta menyembelih ayam, kambing, maupun kerbau dengan ciri dan syarat khusus entah berbulu hitam pekat, berbulu putih mulus, dan lain sebagainya. Tapi ini juga Cuma katnya lho mas, wong saya juga belum pernah mengalami sendiri.” Pungkasnya.

Dari cerita di atas tentu dapat kita simpulkan bahwa apapun jenis tumbal dan ritual yang disyaratkan dalam suatu prosisi mencari kekayaan instan dengan melakukan pemujaan merupakan jalan sesat yang perlu kita waspadai dan kita hindar. Sebagaimana diceritakan oleh Inaq Roh mengenai tumbal pesugihan gunung Borok yang konon didapat dari pengakuan jin yang merasuki seseorang belum tentu pula benar adanya. Karena bisa saja jin/ syetan tersebut ingin mengadu domba dengan menyebutkan siapa pelaku pesugihan. Semoga dapat memberikan sedikit gambaran dan hiburan.

Tidak ada komentar:

TEKS PERSUASIF

TEKS PERSUASIF  _____________________ A. Menemukan Ajakan dalam Teks Persuasif 1. Pengertian Teks Persuasif Teks persuasif adalah berisi aja...