RUMAH ANGKER INAQ ROH
Penghuni Pohon Asam
Untuk menghilangkan kesunyian dan
sedikit menghangatkan badan, saya mulai mencari sampah-sampah kering yang biasa
dibuang oleh tetanggaku di pinggir rumahku, sebut saja tetanggaku itu Inaq
Datek dan membakarnya. Tak terasa waktu telah menunjukan jam satu pagi dan kami
masih asik bermiang di depan perapian.
Kejanggalan pertama istriku
rasakan, ketika ia menghirup aroma kemenyan yang dibakar. Memang ia sempat
menanyakan hal tersebut kepada saya namun tidak begitu saya hiraukan. Tidak
begitu lama ,tiba-tiba bulu kudukku merinding dan seperti bau bunga semerbak,
saya berusaha untuk tetap menenangkan diri dan berfikir positif dengan bertanya
pada istriku “mau bermiang aja kok pake parfum kaya mau nonton joget aja Dinda
ini” kata saya. Namun ternyata istriku justru menjawab bahwa ia mengira saya
yang memakai parfum hingga aromanya terbawa udara malam.
Mulai waktu itu kami sudah
merasakan keganjilan dan mulai merasa tidak nyaman tinggal di ruamah itu. Saya
kemudian mengajak istriku untuk menyudahi bermalam di rumah itu dan segera
menggulung tikar dan dua buah bantal bergegas mencari tempat tidur di rumah
mertuaku. Dan benar saja, tak sempat kami berkemas lama, tiba-tiba dari pohon
asam yang tadinya gelap, muncul cahaya kecil yang perlahan membesar seperti
rembulan dan lama kelamaan semakin besar. Kami berdua hanya memandanginya
dengan rasa wawas dan dari tengah cahaya tersebut muncul sesosok makhluk yang
menyerupai wanita jawa mengenakan selendang berwarna hijau, bermahkotakan
seperti ratu dan bergemerlapan perhiasan yang dikenakannya. Langsung kami
bergegas mengemasi perlengkapan tidur, namun setelah kami selesai mengemasi
perlengkapan tidur dan mencoba melihat ke arah dimana sosok tersebut tadi
muncul rupanya sudah tidak ada apa-apa lagi.
Penghuni Batu besar
Seminggu telah berlau kami tinggal di rumah Inaq Roh.
Semenjak itu, kami di hantui mahluk mahluk halus yang kadang mincul di siang
bolong kadang pula tengah malam bahkan menjelang subuh. Pada hari kedua pagi
pagi buta. Aku bergegasa bangun untuk mengambil air wuduk sholat subuh, tak
sengaja aku menoleh ke arah persawahan seblah rumah, tepat pandanganku mengarah
kepada batu besar sekitar dua puluh meter dari pagar rumahku, ku lihat sesosk
mahluk menyerupai anjing namun yang
mengherankan, mahluk yang menyerupai anjing itu bertubuh besar mirip tubuh sapi
jantan yang berumur puluhan tahun, waktu itu ia menatap kearahku ,sekilas
kutatap matanya yang menyala seperti nyala api. Serentak saja aku tak bisa mengangkat
kedua kakiku meneruskan langkahku untuk menimba air sumur, sementara kakiku berat seolah olah ditarik
dari dalam tanah, seluruh bulu tengkukku berdiri,demikian pula mulutku ingin
berteriak memanggil istriku terkuak bagai mulut orang siap melahap nasi.”
Tolong tolong tolong ada mahluk halus” teriakku dalam hati. Aku hanya bisa
berteriak dalam hati.
Sekitar
5 menit lamanya aku terpaku meliahat mahluk itu. Begitu masuk kedalam batu
besar itu ,bayangannyapun lenyap seketika setelah itu aku baru bisa mengangkat
kedua kakiku dan bergegas menimba air
wuduk. Saat itu aku tak berani menceritakan peristia itu kepada istriku karena
takut nanti ia malah muncul lagi dan menakuti istriku.
Cerita Pesugihan Gunung Borok
Kabut pekat seakan menusuk hidung yang tengah menikmati kopi
di sebuah warung tenda tepi jalan di salah satu sudut desa pengadang. Udara
dingin dan kabut yang mulai turun semakin menghangat seiring obrolan hangat
tentang cerita misteri yang dikisahkan oleh pemilik warung tenda tersebut. Inaq
Roh nama pemilik warung itu, penjual kopi di pinggiran desa pengadang yang
kerap jadi tempat saya bersinggah selama tugas di desa pengadang. Beliau memang
terkenal ramah dan baik pada setiap pelanggannya, tak heran jika warung
tendanya selalu ramai dikunjungi orang setiap malam.
Malam itu sekitar pukul 23.10 WIB setelah selesai kerja lembur saya memutuskan untuk mampir ke warung tenda milik Inaq Roh untuk sekedar ngopi. Maklum sebagai karyawan salah satu bank swasta sudah jadi kebiasaan lembur tiap akhir bulan. Sesaat memarkirkan kendaraan saya sempet kaget kenapa malam ini tidak seperti malam biasanya. Warung Inaq Roh terlihat sangat sepi jika dibandingkan dengan malam-malam biasanya. Setelah kopi pesanan saya disajikan sama Inaq Roh sedikit berbasa-basi saya menanyakan hal yang membuat warungnya sepi.
“Kok tumben Inaq warungnya terlihat sepi gak seperti biasanya?” tanyaku basa-basi.
Inaq Roh lantas menjawab dengan nada agak mengeluh
“Iya ini mas, sudah 3 hari ini seakan pelanggan enggan jajan kesini, mungkin karena akhir bulan, atau bisa juga karena cerita heboh tentang tumbal pesugihan gunung Borok yang akhir-akhir ini santer dibicarakan, mungkin karena itu pula jadi pada enggan keluar malem”.
“Pesugihan apa gunung Borok itu Inaq?” tanyaku,
Lantas Inaq Roh bercerita mengenai rumor yang terjadi pada masyarakat sekitar akhir-akhir ini.
“Akhir-akhir ini memang jarang orang berani keluar malam hingga larut seperti ini, pasalnya seminggu yang lalu masyarakat dihebohkan dengan kejadian kesurupan di wilayah sekitar sini. Menurut rumor yang beredar dari orang-orang katanya ia kesurupan karena mau diambil sebagai tumbal pesugihan gunung Borok. Memang cerita tentang pesugihan ini sudah lama tidak santer dibicarakan masyarakat, namun gak tau kenapa kok tiba-tiba ada kejadian seperti itu terulang kemMamben.” Cerita Inaq Aer.
“Ilmu apa itu Inaq, kok sepertinya bikin penasaran” tanyaku.
Malam itu sekitar pukul 23.10 WIB setelah selesai kerja lembur saya memutuskan untuk mampir ke warung tenda milik Inaq Roh untuk sekedar ngopi. Maklum sebagai karyawan salah satu bank swasta sudah jadi kebiasaan lembur tiap akhir bulan. Sesaat memarkirkan kendaraan saya sempet kaget kenapa malam ini tidak seperti malam biasanya. Warung Inaq Roh terlihat sangat sepi jika dibandingkan dengan malam-malam biasanya. Setelah kopi pesanan saya disajikan sama Inaq Roh sedikit berbasa-basi saya menanyakan hal yang membuat warungnya sepi.
“Kok tumben Inaq warungnya terlihat sepi gak seperti biasanya?” tanyaku basa-basi.
Inaq Roh lantas menjawab dengan nada agak mengeluh
“Iya ini mas, sudah 3 hari ini seakan pelanggan enggan jajan kesini, mungkin karena akhir bulan, atau bisa juga karena cerita heboh tentang tumbal pesugihan gunung Borok yang akhir-akhir ini santer dibicarakan, mungkin karena itu pula jadi pada enggan keluar malem”.
“Pesugihan apa gunung Borok itu Inaq?” tanyaku,
Lantas Inaq Roh bercerita mengenai rumor yang terjadi pada masyarakat sekitar akhir-akhir ini.
“Akhir-akhir ini memang jarang orang berani keluar malam hingga larut seperti ini, pasalnya seminggu yang lalu masyarakat dihebohkan dengan kejadian kesurupan di wilayah sekitar sini. Menurut rumor yang beredar dari orang-orang katanya ia kesurupan karena mau diambil sebagai tumbal pesugihan gunung Borok. Memang cerita tentang pesugihan ini sudah lama tidak santer dibicarakan masyarakat, namun gak tau kenapa kok tiba-tiba ada kejadian seperti itu terulang kemMamben.” Cerita Inaq Aer.
“Ilmu apa itu Inaq, kok sepertinya bikin penasaran” tanyaku.
Kemudian Inaq Roh melanjutkan
ceritanya, “Gunung Borok itu gunung yang berada di sebelah sana mas, masuk
kecamatan Praya Tengah, ditempat tersebut memang terkenal sebagai tempat wingit
yang banyak digunakan sebagai tempat ziarah. Ya yang namanya orang hidup mas,
ada hitam dan ada yang putih begitu pula dengan para peziarah ditempat itu,
selain orang yang berziarah sebagai laku spiritual ada juga yang melakukan
ritual untuk mendapatkan kekayaan, kata orang sih cari pesugihan. Disana memang
ada orang yang sengaja datang untuk laku ritual tersebut, dengan berbagai cara
dan syarat seperti sesaji bahkan tumbal”.
Tumbal Pesugihan Gunung Borok
Waktu telah menunjukkan pergantian hari, namun
cerita dari Inaq Roh seakan membuat saya tetap betah berada di warung tendanya
untuk mendengarkan kelanjutan cerita tersebut.
“Lantas cerita apa Inaq yang
santer akhir-akhir ini” timpalku
“Minggu lalu ada seorang anak di
daerah Beraim yang kesurupan, sudah berbagai cara penyembuhan orang-orang
pintar disekitar Ustas Sapri Seorang
tabib terkenal disana pun, tidak berhasil mengusir jin yang memasuki anak
tersebut. Usut punya usut sih katanya jin yang masuk itu mau ambil nyawa si
anak karena telah dipersembahkan sebagai tumbal pesugihan gunung Borok, namun
siapa pelaku ritual pesugihan yang telah mempersembahkan anak tersebut tidak
banyak diketahui orang, ada yang bilang si A, ada yang bilang si B, ada pula
yang bilang si C. Sebagai syarat laku ritual mendapat kekayaan memang
seringkali para oknum diberikan syarat oleh jin penunggu bermacam-macam, ada
yang diminta menyembelih ayam, kambing, maupun kerbau dengan ciri dan syarat
khusus entah berbulu hitam pekat, berbulu putih mulus, dan lain sebagainya.
Tapi ini juga Cuma katnya lho mas, wong saya juga belum pernah mengalami
sendiri.” Pungkasnya.
Dari cerita di atas tentu dapat kita simpulkan bahwa
apapun jenis tumbal dan ritual yang disyaratkan dalam suatu prosisi mencari
kekayaan instan dengan melakukan pemujaan merupakan jalan sesat yang perlu kita
waspadai dan kita hindar. Sebagaimana diceritakan oleh Inaq Roh mengenai tumbal
pesugihan gunung Borok yang konon didapat dari pengakuan jin yang merasuki
seseorang belum tentu pula benar adanya. Karena bisa saja jin/ syetan tersebut
ingin mengadu domba dengan menyebutkan siapa pelaku pesugihan. Semoga dapat
memberikan sedikit gambaran dan hiburan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar