Dusun Ras adalah sebuah dusun tradisional yang terletak di desa terpencil yang tak termuat dalam peta nasional, tepatnya di Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dusun Ras terletak pada dataran tinggi dikelilingi oleh persawahan yang sangatlah asri. Tetua Adat H. Sabri pernah menuturkan sebelum tetua adat tersebut mengakhiri petualangan hidupnya di alam dunia ini. Beliau pernah memaparkan asal mula kejadian hingga dusun ini dinamakan dusun ras, dulu tuturnya pada saat menjelang kemerdekaan republik indonesia di komandangkan oleh Bung Karno, pada saat itu jepang masih menduduki negara kesatuan republik indonesia dan termasuk wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat Kabupaten Lombok Tengah Kecamatan Praya Tengah. Tepat di sebuah wilayah yang masih ditumbuhi oleh pepohonan liar sebelum kampung ini dihuni oleh penduduk dan dinamakan kampung ras, konon katanya di kampung ini telah terjadi peristiwa sejarah yang tidak terlupakan oleh penduduk dusun, disinilah tempat para penduduk disiksa oleh tentara jepang. Tentara jepang mengumpulkan para penduduk di wilayah ini untuk dihukum dengan kejam. Konon sekiatar puluhan orang yang berasal dari berbagai dusun yang mencoba melawan pemerintah jepang, mereka mati mengenaskan karena tak mampu menahan sakitnya hukuman yang telah diperbuat oleh tentara jepang pada saat itu. Kata “Ras” berarti mengumpulkan dalam bahasa suku sasak, jika diacukan dari bahasa indonesia maka kita akan menemukan kata ras dan rasis yang akan berpotensi sebagai arti tingkah laku sekelompok yang bersifat sedikit keras atau tidak menerima kelompok lain selanjutnya jika kita menilik dari kosa kata arab kita dapati kata ‘Rasy’ yang akan bermana sebuah percikan air.
Pada tahun delapan puluhan yang lalu, jika kita melihat atau tinggal dan membaur dengan penduduk yang ada di Dusun Ras ini, berbagai polemik dan gaya hidup penduduk dusun akan kita temukan diantaranya hal yang paling menonjol ialah ikatan persatuan dan persaudaraan yang kokoh diantara mereka. Tak heran jika seorang penduduk saja yang coba berbeda pandangan, maka seketika itu pula ia akan dicerca atau mungkin akan dikucilkan dari penduduk dusun ini. Kini ikatan persatuan dan persaudaraan yang kokoh diantara mereka sudah mulai terkikis seiring bergantinya generasi ke generasi ditambah beberapa orang pendatang yang tinggal di kampung ini, maka secara otomatis karakteristik penduduk lokal ikut pula terkontraminasi.
Mohon Keritik ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar