MEWARISI NILAI LUHUR DAN MENGKREASIKAN PUISI RAKYAT
MENGENAL DAN MEMAHAMI PUISI RAKYAT
Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang
berkembang di daerah tertentu. Pada
acara-acara di televisi, kepiawaian
membuat pantun masih menjadi andalan untuk
melucu. Pada lagu-lagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam,
syair, dan sastra lama yang lain agak
kurang lagi didengar.
Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan
seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah
baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di
akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima.
Pantun 1
Air
surut memungut bayam,
Sayur diisi ke
dalam kantung;
Jangan diikuti tabiat
ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung
Pantun 2
Baik bergalas baik tidak,
Buli-buli bertali benang;
Baik
berbalas baik tidak,
Asal budi sama dikenang.
Gurindam 1
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan
orang ramai.
Gurindam 2
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan
obat.
Syair
Syair perahu
Inilah
gerangan suatu madah
Mengarangkan
syair terlalu indah
Membetuli jalan
tempat berpindah
Di sanalah iktikat
diperbetuli sudah
Wahai
muda kenali dirimu
Ialah perahu
tamsil hidupmu
Tiadalah berapa
lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif
budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh
jua alat perahumu
Hasilkan bekal air
dan kayu
Dayung pengayuh
taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah
hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula
sauh dan layar
Pada beras bekal
jantanlah taksir
Niscaya sempurna
jalan yang kabir
Karya: Hamzah
Fansuri
Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India.
Istilah gurindam berasal dari bahasa India,
yaitu kirindam berarti “mula-mula”
atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama
dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting
dan dijadikan norma dalam
kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama
(Melayu) yang sangat penting sebagai warisan
budaya.
Ciri
gurindam
a)
Terdiri atas dua baris dalam
sebait.
b) Tiap baris
memiliki jumlah kata sekitar 10-14
kata.
c) Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak a-a, b-b, c-c, dan seterusnya.
d) Merupakan satu kesatuan yang utuh.
e) Baris pertama
berisi soal, masalah,
atau perjanjian.
f) Baris kedua berisi jawaban,
akibat dari masalah
atau perjanjian pada baris pertama.
g) Isi gurindam
biasanya berupa nasihat,
filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
Pantun
Pantun adalah
puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun tersebar hampir
diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah
(Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya)
sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur. Melalui
pantun kita menghibur
orang dengan permainan
bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau
memberi nasihat. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak
langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan. Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya.
Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah,
pantun tersebut akan menjadi seloka,
gurindam, atau bentuk
puisi lama lainnya.
Ciri-ciri pantun
:
a)
Tiap bait terdiri
atas empat baris (larik).
b) Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
c) Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b
d) Baris pertama
dan kedua merupakan sampiran.
e) Baris ketiga
dan keempat merupakan isi.
Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari
Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama
dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa
arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti
“perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi
syi’ru yang berarti puisi
dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada
tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri
dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai,
Syair Dagang, dan Syair Sidang
Fakir.
Ciri-ciri
syair antara lain :
a)
Tiap bait terdiri
atas empat baris (larik).
b) Tiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
c) Rima akhir setiap baris adalah a-a-a-a.
d) Semua baris adalah
isi.
e) Bahasa yang digunakan biasanya
berupa kiasan.
MENYIMPULKAN ISI PUISI RAKYAT
●
Mencari makna kata sulit pada syair
● Menyimpulkan nilai-nilai moral yang terdapat
pada syair di atas.
MENELAAH STRUKTUR DAN
KEBAHASAAN PADA PUISI
RAKYAT
Struktur pantun:
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.
Dua larik pertama
merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada
larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4
tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1
dan larik 2 menggunakan kalimat
perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran
dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan
satu kalimat majemuk.
Struktur gurindam
:
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.
Larik 1 merupakan syarat terjadinya
keadaan pada larik 2. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat
(larik 1
apabila...) dan pada larik 2 kondisi / keaadaan jika
syarat dilakukan.
Struktur Syair
:
Struktur penyajian syair
satu bait terdiri atas 4
larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair merupakan isi dan terkait
dengan bait-bait yang lain.
Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan
syair tersebut larik 1 menggunakan
kalimat untuk menyapa (menggunakan
kata seru Hai ) Larik larik 2 dan 3merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat
yang akan ditemui jika melakukan apa
yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut
merupakan kata bersifat
simbolik dan ungkapan
lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah
kalimat yang berisi
atau bermaksud memberi
perintah atau suruhan.
Contoh: Buanglah sampah pada
tempatnya
Kalimat saran
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk
kebaikan orang lain (sebaiknya,
seyogyanya).
Contoh:
Sebaiknya
kau pikir dahulu Demi keputusan
yang tepat
Kalimat
ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat
yang berisi ajakan
kepada orang lain untuk melakukan
suatu perbuatan (ayo dan mari). Contoh: Marilah
kita jaga agar lestari
Kalimat
seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran,
senang, dan sedih
(alangkah, betapa, dan bukan main).
Contoh: Alangkah indahnya
alam Indonesia ini.
Wahai, pemuda
Indonesia teruslah berjuang
melestarikan budaya kita
Kalimat larangan
Kalimat larangan
adalah kalimat yang berisi larangan
agar orang lain tidak melakukan
kegiatan (jangan, hidari).
Contoh:
Janganlah berprasangka buruk kepada sesama. Kata penghubung yang sering digunakan
pada puisi rakyat
Kata penghubung tujuan
Merupakan kata penghubung modalitas
yang
menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau
tindakan (supaya, untuk, agar,
dan guna).
Kata penghubung sebab (kausal)
Menjelaskan bahwa suatu peristiwa
atau tindakan terjadi
atas sebab tertentu
(sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).
Kata penghubung akibat
Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan
terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai,
dan akibatnya.
Kata penghubung syarat
Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi
apabila syarat yang ada dipenuhi, atau
dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan,
kalau, dan bilamana.
Kalimat Tunggal
dan Kalimat Majemuk
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat.
Contoh Pagi-pagi saya
sarapan.
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat
majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.
Kalimat majemuk
bertingkat adalah kalimat
yang terjadi dari beberapa kalimat
tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
Kalimat majemuk
hubungan syarat
Ditandai
dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan.
Contoh : Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.
Kalimat majemuk hubungan tujuan
Ditandai dengan : agar, supaya,
biar.
Contoh : Agar hidup
tercapai tujuan, hendaklah
pemuda rajin belajar.
Kalimat majemuk konsensip
Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun
Contoh : Walaupun belajar banyak godaan,
tetaplah teguh mencapai harapan.
Kalimat majemuk hubungan penyebaban
Ditandai dengan : sebab, karena,
oleh karena
Contoh
: Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan
sahabat.
Hari ini aku bersedih
karena berpisah dengan orang terkasih.
Kalimat majemuk
hubungan perbandingan
Ditandai dengan:
ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.
Contoh
: Belajar di waktu
kecil seperti melukis di atas batu.
Kalimat majemuk hubungan
akibat
Ditandai dengan
: sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh : Dian belajar
begitu keras sehingga
dapat memenangi olimpiade
itu.
Kalimat majemuk hubungan cara
Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup
Dengan berpikir cermat
generasi muda menggapai asa.
MENYAJIKAN PUISI RAKYA SECARA LISAN
DAN TULIS
Langkah membuat
pantun
a) Tentukan ide yang akan disampaikan (kalau hidup bekerja
keras kelak hidupnya
menjadi sukses).
b)
Menata ide menjadi
dua larik (dengan
bunyi akhir yang berbeda).
c) Memilih kosakata
yang diakhir dengan
bunyi seperti dua larik.
d) Membuat larik
sampiran dari benda/kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan isi.
e) Menata kembali
kalimat/larik dengan rima dari kosakata
yang berima sama.
f) Menata pantun secara logis.
Langkah membuat
gurindam dan syair hampir sama dengan langkah
membuat pantun hanya
saja perlu disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 semester 2
MTs.Al-Baqiyatussholihat NW Beraim