Selasa, 08 September 2015

KISAH PENDUDUK SEBUAH KOTA ANTOKIAH YANG DIDATANGI OLEH UTUSAN NABI ISA,AS.




KISAH PENDUDUK SEBUAH KOTA ANTOKIAH YANG DIDATANGI OLEH UTUSAN  NABI ISA,AS.
Kisah ini disebutkan dalam al-Qur’an surat Yaasiin ayat: 13-29
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17) قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20) اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ (21) وَمَا لِيَ لَا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (22) أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آَلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ (23) إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (24) إِنِّي آَمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ (25) قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27) وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ (28) إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ (29) يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (30) أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ (31) وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (32) وَآَيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33) وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ (34) لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (35) سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ (36) وَآَيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37)
Artinya: Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, Yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.
 (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, Maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya Kami adalah orang-orang di utus kepadamu".
Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti Kami dan Allah yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".
Mereka berkata: "Tuhan Kami mengetahui bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang yang diutus kepada kamu".
Dan kewajiban Kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".
Mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya Kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".
Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".
Ikutilah orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Mengapa aku tidak menyembah (tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain nya jika (Allah) yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?
Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.
Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga". ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui.
Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan".
Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah Dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.
Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; Maka tiba-tiba mereka semuanya mati.

Diceritakan menurut riwayat israiliyat, kota itu bernama Antokiyah yang dulunya merupakan bagian dari negeri Romawi dan dipimpin oleh seorang raja yang dzalim penyembah patung bernama Anthikho(Anthikus Fersi Romawi). Nabi Isa menginginkan agar penduduknya beriman kepada Allah. Beliau mengutus dua orang dari golongan Hawari yang akhirnya didustakan oleh penduduk itu. Setelah itu, diutus kembali Hawari yang ketiga.
Mereka berkata, “nabi Isa telah mengutus dua utusan ke Antokiyah kemudian keduanya bertemu dengan seorang kakek yang sedang menggembalakan domba-dombanya. Kakek ini bernama Habin an-Najjar. Keduanya mengajak si kakek untuk beriman kepada Allah dan menerangkan bahwa mukjijat keduanya adalah menyembuhkan penyakit. Diceritakan bahwa si kakek mempunyai anak yang sakit gila. Kemudian kedua utusan tadi mengusap anak itu dan ternyata sembuh maka berimanlah kakek itu.
Setelah kejadian itu, tersebarlah keahlian mereka berdua di seluruh kota. Keduanya banyak menyembuhkan berbagai penyakit. Ketika raja kafir penyembah berhala mendengar berita tentang keduanya, ia marah dan memenjarakan keduanya.
Setelah nabi Isa tahu apa yang terjadi pada dua utusan itu, beliau mengutus utusan yang ketiga yang bernama Syam’un. Karena dia  tahu apa yang terjadi pada kedua temannya maka dia mencari tipu muslihat supaya sampai pada raja hingga berhasil dan menyembunyikan keimanan serta agamanya. Kemudian, dia dapat hidup dengan raja dan menjadi teman dekatnya.
Pada suatu hari berkatalah dia kepada raja, “aku mendengar bahwa engkau telah memenjarakan dua orang yang mengajakmu beriman kepada Allah, bolehkan aku bertanya perihal keduanya? Raja berkata, “kemarahan telah menghalangi antara aku dan pertanyaan tentang keduanya.” Kemudian dia berkata, “bagaimana kalau merka kupanggil sekarang?” keduanya pun dipanggil. Kemudian Syam’un berkata, “apa yang menjadi bukti dari agama kalian berdua?” keduanya berkata, “kami menyembuhkan orang yang buta” kemudian mereka mendatangkan seorang laki-laki yang buta matanya, seakan-akan tak ada tempat bagi matanya karena menyatu dengan pelipisnya. Berdo’alah kedua utusan ini pada  Allah. Tidak lama kemudian terbukalah kedua mata anak itu dan bisa melihat.
Terkejutlah raja dengan apa yang baru dilihatnya. Ia berkata, “ada seorang anak yang telah tujuh hari mati dan belum dikubur karena menunggu kedatangan bapaknya. Apakah kalian berdua dapat menghidupkannya? Keduanya menjawab, “ya! Kemudian keduanya berdo’a kepada Allah secara terang-terangan sementara Syam’un berdo’a dengan cara sembunyi-sembunyi. Maka Allah menghidupkan mayat itu kemudian ia berdiri dan berkata pada manusia. Aku telah mati sejak tujuh hari yang lalu dalam keadaan musyrik maka aku dimasukkan ke dalam tujuh lembah neraka. Maka berhati-hatilah kalian dengan kemusyrikan kalian dan berimanlah kalian kepada Allah. Kemudian dibukalah pintu-pintu langit dan aku melihat seorang pemuda tampan memberi syafaat kepada ketiga orang ini yaitu Syam’un dan kedua temannya hingga Allah menghidupkanku dan aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Isa adalah Nabi Allah dan menyampaikan kalimat-Nya. Sesungguhnya mereka adalah utusan-utusan Allah.”
Mereka berkata, “Syam’un juga bersama mereka?” Dia berkata, “betul, bahkan dialah yang paling utama di antara mereka!” Maka Syam’un memberitahukan mereka bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Almasih untuk mengajak mereka beriman pada Allah. Maka raja itu beriman bersama sebagian besar kaumnya sementara sebagian yang lain tetap dalam kekafiran. Dalam versi lain dikatakan bahwa raja tidak beriman, bahkan dia bertambah kufur dan menentang kemudian menindas dan menyiksa mereka serta ingin membunuh dan menghukum mereka.
Kemudian datanglah dari ujung kota seorang laki-laki dengan bergesa-gesa. Dia itu adalah Habib bin Mari, yaitu Habib an-Najjar yang dulu dilewati oleh kedua utusan pertama, serta anaknya yang gila yang telah disembuhkan oleh merka. Kemudian dia berkata pada raja dan tentara-tentaranya, mengajak mereka beriman kepada Allah dan utusan-utusannya sambil mengumumkan keimanannya.
Maka marahlah raja padanya dan memerintahkan kepada tentaranya supaya mereka membunuh laki-laki itu. Kemudian mereka pun menangkap dan membunuhnya. Dikatakan bahwa mereka menginjak-injaknya sehingga keluarlah isi perutnya melalui dubur hingga mati. Dikatakan pula bahwa mereka merajamnya denganbatu. Sementara itu ia berkata, “Ya Allah ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”
Kemudian mereka membunuhnya dan membunuh tiga utusan itu. Diceritakan bahwa ketika ingin membunuh Habib an-Najjar, Allah mengangkatnya ke langit kemudian ke surga. Adapun penduduk kota itu, telah datang kepada mereka Jibril dengan jeritan suatu yang menghancurkan mereka semua.
Inilah perincian kisah menurut riwayat israiliyat.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantep kisahnya ada yang lain gak...

Unknown mengatakan...

bagus ini

TEKS PERSUASIF

TEKS PERSUASIF  _____________________ A. Menemukan Ajakan dalam Teks Persuasif 1. Pengertian Teks Persuasif Teks persuasif adalah berisi aja...