Kisah ini disebutkan dalam al-Qur’an
surat Yaasiin ayat: 13-29
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا
أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) إِذْ أَرْسَلْنَا
إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا
إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا
أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) قَالُوا
رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا
الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17) قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ
تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18)
قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ
مُسْرِفُونَ (19) وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا
قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20) اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا
وَهُمْ مُهْتَدُونَ (21) وَمَا لِيَ لَا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ
تُرْجَعُونَ (22) أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آَلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ
بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ (23) إِنِّي
إِذًا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (24) إِنِّي آَمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ (25)
قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ
لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27) وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى
قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ
(28) إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ (29) يَا
حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ
يَسْتَهْزِئُونَ (30) أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ
أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ (31) وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا
مُحْضَرُونَ (32) وَآَيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا
وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33) وَجَعَلْنَا فِيهَا
جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ (34)
لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (35)
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ
أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ (36) وَآَيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ
مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37)
Artinya:
Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, Yaitu penduduk suatu negeri ketika
utusan-utusan datang kepada mereka.
(yaitu) ketika Kami mengutus
kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami
kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, Maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya
Kami adalah orang-orang di utus kepadamu".
Mereka
menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti Kami dan Allah yang
Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta
belaka".
Mereka
berkata: "Tuhan Kami mengetahui bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang yang
diutus kepada kamu".
Dan
kewajiban Kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan
jelas".
Mereka
menjawab: "Sesungguhnya Kami bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya
jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya Kami akan merajam kamu dan
kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".
Utusan-utusan
itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu
diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang
melampui batas".
Dan
datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata:
"Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".
Ikutilah
orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Mengapa
aku tidak menyembah (tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya
kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?
Mengapa
aku akan menyembah tuhan-tuhan selain nya jika (Allah) yang Maha Pemurah
menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi
manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?
Sesungguhnya
aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
Sesungguhnya
aku telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.
Dikatakan
(kepadanya): "Masuklah ke syurga". ia berkata: "Alangkah baiknya
Sekiranya kamumku mengetahui.
Apa
yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk
orang-orang yang dimuliakan".
Dan
Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah Dia (meninggal) suatu pasukanpun
dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.
Tidak
ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; Maka tiba-tiba
mereka semuanya mati.
Diceritakan menurut riwayat israiliyat, kota itu bernama
Antokiyah yang dulunya merupakan bagian dari negeri Romawi dan dipimpin oleh
seorang raja yang dzalim penyembah patung bernama Anthikho(Anthikus Fersi
Romawi). Nabi Isa menginginkan agar penduduknya beriman kepada Allah. Beliau
mengutus dua orang dari golongan Hawari yang akhirnya didustakan oleh penduduk
itu. Setelah itu, diutus kembali Hawari yang ketiga.
Mereka berkata, “nabi Isa telah mengutus dua utusan ke
Antokiyah kemudian keduanya bertemu dengan seorang kakek yang sedang
menggembalakan domba-dombanya. Kakek ini bernama Habin an-Najjar. Keduanya
mengajak si kakek untuk beriman kepada Allah dan menerangkan bahwa mukjijat
keduanya adalah menyembuhkan penyakit. Diceritakan bahwa si kakek mempunyai
anak yang sakit gila. Kemudian kedua utusan tadi mengusap anak itu dan ternyata
sembuh maka berimanlah kakek itu.
Setelah kejadian itu, tersebarlah keahlian mereka berdua di
seluruh kota. Keduanya banyak menyembuhkan berbagai penyakit. Ketika raja kafir
penyembah berhala mendengar berita tentang keduanya, ia marah dan memenjarakan
keduanya.
Setelah nabi Isa tahu apa yang terjadi pada dua utusan itu,
beliau mengutus utusan yang ketiga yang bernama Syam’un. Karena dia tahu
apa yang terjadi pada kedua temannya maka dia mencari tipu muslihat supaya
sampai pada raja hingga berhasil dan menyembunyikan keimanan serta agamanya.
Kemudian, dia dapat hidup dengan raja dan menjadi teman dekatnya.
Pada suatu hari berkatalah dia kepada raja, “aku mendengar
bahwa engkau telah memenjarakan dua orang yang mengajakmu beriman kepada Allah,
bolehkan aku bertanya perihal keduanya? Raja berkata, “kemarahan telah
menghalangi antara aku dan pertanyaan tentang keduanya.” Kemudian dia berkata,
“bagaimana kalau merka kupanggil sekarang?” keduanya pun dipanggil. Kemudian
Syam’un berkata, “apa yang menjadi bukti dari agama kalian berdua?” keduanya
berkata, “kami menyembuhkan orang yang buta” kemudian mereka mendatangkan
seorang laki-laki yang buta matanya, seakan-akan tak ada tempat bagi matanya
karena menyatu dengan pelipisnya. Berdo’alah kedua utusan ini pada Allah.
Tidak lama kemudian terbukalah kedua mata anak itu dan bisa melihat.
Terkejutlah raja dengan apa yang baru dilihatnya. Ia
berkata, “ada seorang anak yang telah tujuh hari mati dan belum dikubur karena
menunggu kedatangan bapaknya. Apakah kalian berdua dapat menghidupkannya?
Keduanya menjawab, “ya! Kemudian keduanya berdo’a kepada Allah secara
terang-terangan sementara Syam’un berdo’a dengan cara sembunyi-sembunyi. Maka
Allah menghidupkan mayat itu kemudian ia berdiri dan berkata pada manusia. Aku
telah mati sejak tujuh hari yang lalu dalam keadaan musyrik maka aku dimasukkan
ke dalam tujuh lembah neraka. Maka berhati-hatilah kalian dengan kemusyrikan
kalian dan berimanlah kalian kepada Allah. Kemudian dibukalah pintu-pintu langit
dan aku melihat seorang pemuda tampan memberi syafaat kepada ketiga orang ini
yaitu Syam’un dan kedua temannya hingga Allah menghidupkanku dan aku bersaksi
tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Isa adalah Nabi Allah dan
menyampaikan kalimat-Nya. Sesungguhnya mereka adalah utusan-utusan Allah.”
Mereka berkata, “Syam’un juga bersama mereka?” Dia berkata,
“betul, bahkan dialah yang paling utama di antara mereka!” Maka Syam’un
memberitahukan mereka bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Almasih untuk
mengajak mereka beriman pada Allah. Maka raja itu beriman bersama sebagian
besar kaumnya sementara sebagian yang lain tetap dalam kekafiran. Dalam versi
lain dikatakan bahwa raja tidak beriman, bahkan dia bertambah kufur dan
menentang kemudian menindas dan menyiksa mereka serta ingin membunuh dan
menghukum mereka.
Kemudian datanglah dari ujung kota seorang laki-laki dengan
bergesa-gesa. Dia itu adalah Habib bin Mari, yaitu Habib an-Najjar yang dulu
dilewati oleh kedua utusan pertama, serta anaknya yang gila yang telah
disembuhkan oleh merka. Kemudian dia berkata pada raja dan tentara-tentaranya,
mengajak mereka beriman kepada Allah dan utusan-utusannya sambil mengumumkan
keimanannya.
Maka marahlah raja padanya dan memerintahkan kepada
tentaranya supaya mereka membunuh laki-laki itu. Kemudian mereka pun menangkap
dan membunuhnya. Dikatakan bahwa mereka menginjak-injaknya sehingga keluarlah
isi perutnya melalui dubur hingga mati. Dikatakan pula bahwa mereka merajamnya
denganbatu. Sementara itu ia berkata, “Ya Allah ampunilah kaumku, sesungguhnya
mereka tidak mengetahui.”
Kemudian mereka membunuhnya dan membunuh tiga utusan itu.
Diceritakan bahwa ketika ingin membunuh Habib an-Najjar, Allah mengangkatnya ke
langit kemudian ke surga. Adapun penduduk kota itu, telah datang kepada mereka
Jibril dengan jeritan suatu yang menghancurkan mereka semua.
Inilah perincian kisah menurut riwayat israiliyat.
2 komentar:
Mantep kisahnya ada yang lain gak...
bagus ini
Posting Komentar